BADAN Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS pada Jumat (20/5) menyetujui penggunaan obat HIV terbaru yang diproduksi Johnson & Johnson.
Obat yang bernama Edurant ini juga dikenal sebagai obat generik bernama rilpivirine. Penggunaan obat ini disetujui dalam kombinasi dengan obat lain untuk pengobatan pasien pengidap HIV yang belum pernah menjalani pengobatan sebelumnya.
Edurant termasuk golongan obat HIV yang disebut transcriptase inhibitor non-nucleoside reverse yang bekerja untuk menghambat replikasi virus HIV. "Pasien mungkin merespons secara berbeda-beda terhadap berbagai obat HIV atau mengalami efek samping bervariasi," kata Edward Cox, Direktur Kantor Produk Antimikrobial FDA. "Persetujuan FDA atas Edurant memberikan pilihan perawatan tambahan untuk pasien yang memulai terapi HIV."
FDA menyebutkan persetujuan Edurant didasarkan pada studi klinis yang melibatkan 1.368 pasien dewasa dengan infeksi HIV. Kajian Edurant juga telah dibandingkan dengan efavirenz, obat HIV yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan Edurant sama efektifnya dengan efavirenz dalam menurunkan viral load, kata FDA. Di antara pasien yang menerima Edurant, 83 persennya dari mereka memiliki jumlah virus HIV yang tidak terdeteksi dalam darah mereka setelah 48 minggu pengobatan. Bandingkan dengan 80 persen pasien yang menerima efavirenz.
Efek samping yang paling sering dilaporkan pada pasien yang memakai Edurant yakni depresi, kesulitan tidur, sakit kepala, dan ruam. (Pri/OL-06)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar