Rabu, 01 Juni 2011

Saat Teman Mengintervensi Keuangan Anda

PERNAH menghadapi teman yang cerewet bertanya tentang harga barang-barang Anda, atau terus-menerus mengeluh bokek tapi tidak berhenti menghambur-hamburkan uang? Daripada kesal, lebih baik pelajari trik untuk menghadapinya.

Problem: Seorang teman bertanya berapa dana yang Anda habiskan untuk mobil, pakaian, dan rumah. Menurut Anda, hal itu sama sekali bukan urusannya.

Solusi: Ketika seseorang mengajukan pertanyaan invasif, Anda tidak berkewajiban menjawabnya, kata Laurie Puhn, seorang pakar hubungan di New York seperti dikutip situs realsimple.com. Kali lain dia bertanya tentang harga tas kulit yang baru Anda beli misalnya, katakan saja Anda tidak ingin mendiskusikan soal finansial dengan teman-teman.

Sementara itu, pakar etiket Anna Post yang menulis buku berjudul Emily Post's Wedding Parties menyarankan sebuah pendekatan yang disebut 'mengelak lembut.' Jika seorang teman bertanya berapa harga apartemen baru Anda misalnya, katakan saja, ''Harganya mungkin sedikit lebih mahal, tapi saya senang memilikinya.'' Setelah itu, segera ganti topik pembicaraan.

Problem: Anda telanjur berjanji untuk berakhir pekan bersama teman-teman. Tetapi, biayanya ternyata melebihi anggaran Anda.

Solusi: Setiap kali harus berbagi biaya sesuatu dengan teman-teman, jelaskan dari awal kondisi finansial Anda. Misalnya, jika Anda hanya mampu membeli tiket penerbangan kelas ekonomi, katakan sejujurnya dan jangan memaksakan diri terbang menggunakan kelas satu. Hal yang sama berlaku pula untuk kamar hotel, restoran, dan transportasi.

Menurut Charles Purdy, penulis buku Urban Etiquette, jika seorang teman membuat pemesanan mahal sebelum membahasnya, berterus teranglah tentang keberatan Anda. Jika Anda sebelumnya telah setuju lantas mundur, tawarkan diri untuk membayar sebagian biaya misalnya biaya pembatalan kamar. Pengeluaran itu jauh lebih murah dibandingkan harus membayar sebuah perjalanan di luar kemampuan Anda.

Lalu, bagaimana jika sang teman menawarkan untuk meminjamkan Anda uang guna dibayar belakangan? ''Tolak tawaran itu,'' saran Amy Dickinson, penulis kolom saran di Chicago Tribune's. Hal tersebut bisa menjadi bumerang jika hubungan persahabatan Anda memburuk di kemudian hari.

Problem: Seorang teman terus mengeluh tidak mempunyai uang. Tetapi, dia tetap saja hidup berfoya-foya.

Solusi: Cari tahu terlebih dulu apakah teman Anda itu benar-benar seorang shopaholic berkantong cekak atau hanya terbiasa merengek tentang uang. ''Katakan sesuatu seperti, 'Minggu lalu katamu tidak punya uang, kemudian kamu membeli sepatu mahal. Saya jadi khawatir. Apa kamu mengalami kesulitan keuangan?''' kata Jodi Smith, penulis From Clueless to Class Act: Manners fot the Modern Woman.

Jika teman Anda itu benar-benar mengalami kesulitan keuangan, bantu dia menemukan seorang konselor keuangan atau carikan buku nasihat anggaran keuangan yang bagus untuknya. Tapi, jangan terlalu terlibat dalam masalah-masalahnya apalagi meminjamkan teman tersebut uang.

Kadang, sejumlah orang senang mengeluh sambil tetap melakukan hal bertolak belakang dari apa yang dia keluhkan. Tidak ada salahnya menegur teman yang seperti itu agar dia sadar dan berhenti mengeluh tentang uang. (Yul/OL-06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar